IGI Aceh Barat Daya Gelar Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka di Tiga Titik: Kuala Batee, Blangpidie, dan Tangan-Tangan

Aceh Barat Daya, 22 Juli 2024 - Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan guru-guru untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Aceh Barat Daya mengadakan pelatihan di tiga titik wilayah yaitu Kuala Batee, Blangpidie, dan Tangan-Tangan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada para pendidik mengenai konsep dan penerapan Kurikulum Merdeka yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh lebih dari 50 guru dari berbagai mata pelajaran pada jenjang sekolah menengah. Para peserta mendapatkan materi yang komprehensif mengenai prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka, metode pengajaran inovatif, dan teknik penilaian yang sesuai dengan kurikulum baru tersebut.

Hari Pertama: Kuala Batee

Kegiatan pertama dimulai di Kuala Batee pada 19 Juli 2024. Acara dibuka oleh Ketua IGI Kabupaten Aceh Barat Daya, Bapak M. Taufik, yang menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital. "Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru dan siswa untuk lebih kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, pelatihan ini sangat penting agar para guru bisa memahami dan mengaplikasikan konsep ini dengan baik," ujar Taufik dalam sambutannya.

Para peserta di Kuala Batee sangat antusias mengikuti sesi demi sesi pelatihan, yang dipandu oleh narasumber berpengalaman dari pengurus IGI Aceh Barat Daya. Mereka diberikan simulasi pengajaran menggunakan Kurikulum Merdeka, yang menekankan pada pengembangan karakter, kompetensi dasar, dan pemikiran kritis siswa.

Hari Kedua: Blangpidie

Pelatihan hari kedua berlangsung di Blangpidie pada 20 Juli 2024. Pada kesempatan ini, Ketua IGI Aceh Barat Daya, Bapak M. Taufik, menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka mendorong kolaborasi dan inovasi dalam pengajaran. "Dengan kurikulum ini, kita berharap dapat mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan hidup yang relevan dengan perkembangan zaman," kata Taufik.

Di Blangpidie, para peserta diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai tantangan dan peluang dalam mengimplementasikan kurikulum baru. Sesi diskusi ini bertujuan untuk menggali berbagai perspektif dan solusi praktis yang dapat diterapkan di sekolah masing-masing.

Hari Ketiga: Tangan-Tangan

Hari terakhir pelatihan diadakan di Tangan-Tangan pada 21 Juli 2024. Para peserta di Tangan-Tangan mendapatkan materi tambahan tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka. Narasumber memaparkan berbagai aplikasi dan alat bantu digital yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar yang lebih interaktif dan menarik.

Di akhir pelatihan, seluruh peserta dari ketiga titik wilayah diberikan kesempatan untuk menyampaikan feedback dan harapan mereka terkait implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah mereka. Banyak peserta yang merasa bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat dan memberikan pandangan baru tentang cara mengajar yang lebih efektif dan menyenangkan.

Bapak Husnibar, salah satu peserta dari Tangan-Tangan, mengungkapkan, "Pelatihan ini sangat membuka wawasan kami tentang pentingnya adaptasi dalam dunia pendidikan. Kami siap mengaplikasikan ilmu yang kami dapatkan demi kemajuan pendidikan di daerah kami."

Dengan berakhirnya rangkaian pelatihan ini, IGI Aceh Barat Daya berharap para guru dapat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan baik, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih kreatif, inovatif, dan inklusif bagi seluruh siswa. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi langkah awal yang positif dalam mewujudkan visi pendidikan yang lebih baik di Kabupaten Aceh Barat Daya.














Post a Comment

أحدث أقدم